Kamis, 27 Februari 2014
Rabu, 10 April 2013
Mendengar Langit - Melihat Angin
Percayalah... Judul di atas tidak (sama sekali) mencerminkan apa yang saya tulis di bawah ini.
Kata "Galau" jika di ucapkan oleh seorang penyair bagaikan sebuah gumaman mistis yang memiliki korelasi antara realitas dan makna. akan tetapi jika kata "Galau" di ucapkan oleh Remaja-ababil-yang-kehilangan-jati--diri-karena-salah-pergaulan terdengar hanya sebatas kata umpatan kekinian tanpa makna yang jelas. oh sangat memuakkan!
Oh iya.. saya habis beli buku Psikologi Kepribadian sama di ujung masa biografi Sigmund Freud. sebelumnnya saya sudah membeli buku the outsider-nya Tolstoy. setelah saya analisis apa yang saya baca akhir-akhir ini berkaitan tentang kejiwaan semua. ah.. ada apa dengan jiwa saya ini! atau jangan-jangan saya galau. dan saya bukan penyair. seperti yang saya tulis di atas tentang kata "Galau", berarti saya Remaja-ababil-yang-kehilangan-jati--diri-karena-salah-pergaulan. ah.. mulai besok saya harus pinter-pinter memilih teman dah... udah itu aja.
Rabu, 05 September 2012
Sabtu, 28 Juli 2012
Jumat, 27 Juli 2012
entah lambat atau kencang
laju paksa lepas pegangan
diam menghantam, berlari mengejar.
maka kembali kebaris awal untuk memulai
lihat keatas, langit tertutup
menoleh kebawah, tanah berurai
dan jika suatu masa sampai
atas ini dan itu sebuah pilihan
maka sepantasnyalah bergerak, kearah berlawanan
***
Langganan:
Postingan (Atom)