Sabtu, 12 Februari 2011

when we were young.

Jika ditanya cita-cita gue apa? mungkin gue akan jawab lebih dari satu. soalnya sayang kalau punya cita-cita cuma satu, kalau gagal bisa pilih yang kedua, kalau gagal juga bisa pilih yang ketiga dan seterusnya. sejak kecil dulu, kira-kira zaman gue SD, gue sering nonton ninja Hattori di Rcti dan pada saat itu gue sering jingkrak-jingkrakan kesana-kemari gak jelas, jiwa gue pada saat itu ingin menjadi ninja, untuk menjadi seorang ninja salah satunya harus bisa kungfu, dan cara kungfu yang paling gampang dan gue tau adalah jingkrak-jingkrakkan, dengan begitu gue berharap bisa menjadi ninja Hattori yang sesungguhnya, gue juga pernah gulung celana panjang gue sampai lutut, terus bawahnya pake kaus kaki panjang warna hitam + sepatu warior, kemudian gue gunain kemeja tangan panjang yang gue gulung sampai lengan, pada saat itu gue pengen niru dandanan ala-ala ninja-lah,tetapi setelah gue sadar, gue lebih dikira ninja AUTIS ketimbang Hattori. okelah.

massa ninja Hattori hilang setelah gue beranjak dewasa..

Gue juga sempet suka sama ikyusan, dulu gue sempet jadi anak komik, setiap minggu waktu liburan sekolah gue selalu ketoko buku bekas yang ada dideket rumah gue untuk nyari komik ikyusan, walaupun second tetapi komiknya orisinil semua dan yang terpenting harganya murah, pada fase gue gemar sama ikyusan, gue juga lagi sering nonton detektif conan diindosiar, yang aneh, gak tau kenapa gue lebih suka komik ikyusan ketimbang filmnya dan juga sebaliknya, gue lebih seneng film detektif conan ketimbang komiknya, alhasil gue lebih memilih jadi anak kecil imut dengan style rambutnya yang selalu oke dan style fashionya yang keren, ketimbang anak kecil yang botak dan suka ada bunyi tiktok-tiktok kalau berpikir. well tetapi gue suka 22-nya lah.

Difase ini gue mendadak jadi detektif, tiba-tiba gue pengen banget nemuin kasus misterius, terus gue pecahin teka-tekinya, wuis... pasti keren banget tuh. ketika gue sedang asik mengobrol sama teman-teman (sekitar 3 orang lah), entah apa yang kita bahas disana, yang jelas kami terlibat obrolan yang panjang lebar, setelah sore gue pun bergegas untuk pulang, ketika jalan menuju rumah tiba-tiba ada temen gue yang bilang kalau celana gue kena permen karet, pas gue pegang, buset! beneran pantat gue ada permen karetnya. karena pada saat itu jiwa gue, jiwa detektif, gue pun ingin memecahkan misteri siapah yang menempelkan permen karet dicelana gue, ini kasus pertama dan terakhir gue selidiki, dan juga terberat, karena korbanya gue sendiri, gue pun langsung ke TKP untuk melihat tanda-tanda yang tersisa, setelah sekian lama mencari-cari siapa pelakunya, dan akhirnya gue sadar kalau ternyata permen karet yang nempel dicelana gue adalah permen karet gue sendiri dan gue buang sebelum ngobrol tadi. *berakhir sia-sia.

Pada saat SMA gue gemar dengerin limp Bizkit, pada masa itu Limp Bizkit sama Linkin Park sedang ngetren banget, sampai sekarang juga masih nge-tren. tiba-tiba gue pengen menjadi seorang Rapper, yaudah awal mula yang gue lakuin biar terlihat seperti Rapper adalah dengan style-nya, pada masa itu sedang nge-tren celana jeans gombrong sama topi Limp Bizkit, gue pun langsung membelinya, gue beli topi NY warna orange + jeans gombrong warna biru gelap + kaos warna coklat, setelah gue pake semua, gue sadar, ternyata gue udah kaya rapper yang kehilangan jati diri. gue pun gagal untuk menjadi seorang rapper.

Gue juga sempat seneng dan sempat kepingin menjadi seperti Soe Hok Gie, seperti zack delaroca (R.A.T.M), seperti Ras muhamad, seperti Norman Edwin,seperti pa’ank wali dan seperti bla-bla-bla-bla.. semua sudah gue coba dan ternyata gue tidak pantas menjadi seperti mereka, orang-orang yang gue kagumi itu adalah orang yang memiliki prestasi dibidangnya masing-masing, sedangkan gue adalah seorang mahasiswa yang sama sekali tidak berprestasi, sangat sulit pastinya. dan ternyata gue baru sadar ternyata gue tidak perlu mengubah diri gue untuk menjadi orang lain, gue cukup menjadi diri gue sendiri, dengan apa-adanya dan berusaha mengahasilkan prestasi yag bermanfaat, walaupun sekian lama gue sadar kalau gue belum pernah bisa berprestasi, ternyata setelah gue pikir-pikir, prestasi gue selama ini adalah ya.. tidak berprestasi itu sendiri. hadeh.

anyway.

Semua orang punya seperti masa-masa diatas, masa ketika kita bisa menjadi apa saja dan siapa saja sesuai mood serta pengaruh yang kita rasakan dan kita serap dari luar, masa-masa yang mebuat hari-hari kita lebih berwarna, masa-masa yang membuat kita bisa memilih apa yang pantas buat diri kita, masa yang terus silih berganti hadir selama kita masih berada didunia, masa-masa yang selalu membuat tersenyum ketika mengenangnya. masa itu adalah, masa-masa labil.

dan sekarang gue lagi gemar-gemarnya tidur, gak tau kenapa, gue bisa menjadi diri gue ketika diatas kasur dan tidur.. oke .. gue tidur dulu yaa...