Selasa, 27 April 2010

UN solusi atau masalah ?

Harap cemas terlihat dari raut wajah semua pelajar tingkat menengah atas diseluruh indonesia, berharap semua tindakan yang dilakukan sebelum ujian bisa mendapat hasil yang maksimal bagi kelangsungan pendidikanya. Dilema memang, tiga tahun bersekolah, pluhan mata pelajaran yang diambil hanya beberapa yang diujikan, parahnya lagi hal itu menentukan kelulusan mereka. Mungkin pemerintah harus lebih bijak lagi dalam mengambil sebuah keputusan karena ini menyangkut khlayak banyak.

Diindonesia sendiri banyak sekali sekolah, dari mulai taman kanak kanak, sekolah dasar sampai menegah keatas. Dari situ sudah terlihat beragamnya kwalitas ditingkat sekolah itu sendiri. Hal yang sulit untuk menyama ratakan kwalitas semuanya, karena banyaknya kendala dari segi keuangan sekolah,administrasi, SDM dan lain. Hal mudahnya ialah, sudah jelas sekolah yang bayarannya mahal sehingga ia mampu memperkerjakan guru yang SDM nya tinggi tidak mungkin sma kwalitas pendidikanya dibanding sekolah yang bayaranya murah atau gratis, yang hanya menyewa kan guru dengan bayaran seadaanya atau bahkan ada yang sukarela. Walaupun semangat dalam belajar itu tergantung bagaimana individu mau mendapatkanya, tapi hal itu tidak bisa dipungkiri untuk saat ini, uang bisa bicara tentang berbagai hal.

Sedangkan ujian yang dilakukan saat ini dengan standar kelulusan yang sama dan ada peningkatan setiap tahunya. Padahal setiap tahunya tinggkat kegagal siswa terus meningkat, tetapi belum ada tindakan bijak yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka berdalih ingin meningkatkan kwalitas para siswanya,dan caranya adalah dengan nilai kelulusan yang terus ditingkatkan,ya entahlah apa yang mereka pikirkan dalam memilih kebijakan seperti. Oleh karena itu UN setiap tahunnya menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para pelajar.

Tawa riang terlihat dari raut wajah mereka yang lulus dengan hasil maksimal tetapi sebaliknya, raut sedih dan sebagian harapan hilang bagi mereka yang tidak lulus. Belajar selama 3 tahun seakan akan sia sia karena kegagalan beberapa hari. Ya sudahlah,jia sesuatu berlebihan dalam menanggapinya maka menjadi hal yang kurang baik juga, sabarlah bagi mereka yang tidak lulus jadikan kegagalan hari sebagai motivasi dimasa yang akan datang dan yang terpenting belajar ikhlas serta menghargai hasil keringat sendiri, nyakin apa yang dilakukan selama ini ada manfaatnya. Untuk mereka yang lulus, kelulusan SMA buka akhir dari segalanya, tetapi itu adalah langkah awal jenjang pendidikan anda, banyak bersyukur atas apa yang didapat, rayakan keberhasilan dengan sikap yang bijak. Semoga sukses buat kalian semua!!!


Yogyakarta. 26 april 2010