Rabu, 25 Mei 2011

Gedung Baru Masalah Lama, Website Baru, Masalah lagi..

Para anggota dewan kita tidak kalah sensaionalnya dengan tarian briptu Norman dan banyaknya bintang porno luar negeri main di Film yang katanya Horor, semuanya sama yakni ketika muncul langsung menguasai media ditelevisi, headline surat kabar dan media online, masing-masing muncul kepermukaan dengan nilai jual tersendiri. Oke dipostingan ini sama sekali tidak membahas tentang kisruh Pencalonan ketua PSSI atau naiknya harga rokok jarum di warung ibu kos. Disini kita akan membahas tentang rencana pembangunan gedung baru DPR dan Website-nya yang seharga milyaran rupiah, beberapa waktu yang lalu gue sempet baca tweet dari seseorang yang lupa gue ingat namanya, kalo gak salah begini bunyinya : “gue punya website 2 dan setahun Cuma bayar 500.000 rebu, kalo website DPR seharga milyaran rupiah, itu harga Web apa harga toilet umum se- DKI” : D kira-kira begitu bunya. Menurut gue keren juga kata-katanya. Oke lanjut, ketika muncul isu pembanguna gedung baru tidak lama kemudian muncul lagi berita tentang harga Web DPR yang sampai milyaran Rupiah, kebetulan gue aktif di twitter ketimbang Facebook. Soalnya ditwitter beritanya lebih update dan insya allah bisa dipercaya, selain itu juga masalah ini sudah dibahas oleh anak-anak kaskus, sampai yang pakar tentang dunia IT pun sudah memprediksi berapa harga web tersebut. Dan ternyata untuk harga tersebut terlalu berlebihan alias lebay.

Sebelumnya, anggota DPR kita ramai disorot tentang studi banding, yang terakhir ramai dibicarakan ketika studi banding ke australia, dan ternyata usut punya usut apa yang dibahas diaustralia yang memnghabiskan biaya sekitar ratusan juta itu, bisa dilihat disitus resmi pemerintahan australia, lah terus ngapain jauh-jauh kesana toh kalo apa yang dipelajari bisa dilihat diamana saja? Jangan-jangan Cuma jala-jalan doang? Dan yang paling memalukan lagi, gue sempet baca berita yang katanya ketika presentasi disana sering sekali terjadi mis-komunikasi karena penguasaan bahasa kurang terutama bahasa inggris, dari situ kita bisa pahami, gimana mau belajar alias memahami sesuatu tetapi kita sendiri tidak paham apa yang dikomunikasi-kan.? Haduh kalo sampai berita itu benar, ironis sekali memang.

Gue sih setuju banget tentang studi banding kenegara-negara berkembang, buat referensi belajar agar bisa di implementasikan di indoneisa, tetapi apa harus berbondong-bondong kesana? Sampai bawa keluarga juga?, itu studi banding apa segerombolan wisatawan sih? ini sudah era milenium pak, teknologi sudah canggih, manfaatin tuh internet dengan segala kecanggihanya. Atau gak begini, kan dibeberapa negara kita mempunya Duta Besar , serta perkumpulan mahasiswa indonesia, nah itu dimanfaatin panggil aja duta besar dan mantan duta besar serta mahasiswa indonesia yang kuliah diluar negeri (negara yang akan dikunjungi), panggil mereka suruh mempresentasikan tentang negara tersebut, kalo tidak pilih perwakilan 1 atau 2 orang untuk berangkat kesana, setelah sudah dapat ilmunya lalu dipresentasikan di indonesia, kan kalo begitu lebih praktis dan menekan baget pengeluaran? Bener kan? Eh bener gak sih...

Gue yakin dari semua anggota DPR, yang berkunjung disana, tidak semuanya faham atas apa yang mereka dapat dari sana. Ya kalo gue jujur sih, gak paham apa yang mereka lakukan ketika studi banding dan tujuanya juga, toh gue bukan siapa-siapa juga. Haha. Itu soal studi banding adalagi tentang sikap anggota DPR yang ketahuan nonton Bokep di DPR, waw memang manusiawi dan normal tapi gak di DPR juga kali nontonya!! Emang tidak ada tempat yang lebih aman lagi selain disitu, entah apa alasanya yang jelas partai-nya itu yang paling lantang neriakin tentang RUU Anti Pornografi dan Porno aksi,.. terkadang kita paling sibuk mengurusi moral orang lain tetapi kita tidak sadar kalau moral kita juga harus diperbaiki. Harusnya dari diri sendiri dan untuk orang lain.

Dari semua masalh yang terjadi diatas, itu baru sedikit, soalnya kalo ditulis semua tingkah laku anggota dewan kita tidak akan cukup 4 hari ngetik, jadi Cuma seklumit gambaran aja sebagia contoh. Gue bangga kalau anggota dewan kita memliki gedung DPR yang megah dan mewah dan web yang canggih dengan fasilitas modern, karena menurut gue itu bisa dijadikan salah satu simbol negara maju dan berkembang, bisa dilihat China yang regional asia sama seperti kita, memiliki gedung anggota dewan yang sangat mewah dan bagus, dan dijadikan kebanggaan bagi warganya. Tetapi yang terpenting bukan bangunanya, kinerjanya dulu di bangun dan dirapihkan bagus apa tidak, jika kinerjanya sudah baik dan benar-benar mewakili Rakyat. Boleh dah bangun itu gedung. Karena sekarang kinerja kerjanya masih jauh dibawah harapan tetapi keperluan pribadi anggotanya sangat besar sehingga tidak sebanding antara pengeluaran dan hasil kerja. Itu jelas-jelas sangat merugikan banyak pihak, sayang uang dihambur-hamburkan begitu saja, padahal kalo uang bangun gedung baru itu dialokasiin buat biaya pendidikan, sudah berapa ribu rakyat indonesia yang bisa sekolah dan mengeyam pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, atau uangnya dibeliin bakso bang kumis gue yakin se nusantara bisa makan dari yang belum lahir sampai yang sudah dikubur. Haha.

Atau biaya websitenya dikuranginlah dan biaya perwatanya juga, dan digunain buat biaya kesehatan, waw berpa banyak rakyat miskin yang sehat. Atau buat biaya kesehatan anggota dewanya? Kan banyak yang SAKIT juga. : D. Gue bukanya sok mengkritik atau apa, soalnya gue ikut memilih mereka, yang kedua gue bayar pajak dan mentaati peraturan lalu lintas. Jadi gue punya hak untuk mengkritisi kelakuan wakil yang gue pilih. Jadi apa yang gue kritisi mutlak sebagai hak gue, karena secara tidak langsung uang yang gue bayar melaui pajak dari setiap barang yang gue beli secara ilegal, secara tidak langsung juga sebagai gaji mereka, jadi kritikan gue beralasan bukan?

Tetapi yang harus digaris bawahi, dari sekian banyak kelakuan memalukan para anggota dewan kita, pasti ada prestasi yang telah mereka lakukan. walupun ada beberapa moralnya yang rusak tetapi ada banyak juga oknum yang baik, Cuma jarang tersorot ke publik. dan jika Kritikan ditanggapi dengan bijak, akan bisa dijadikan untuk introfeksi kerja/diri, soalnya kebijakan yang dilakukan oleh anggota dewan itu menyangkut khalayak luas, jadi tidak sembarangan dalam mengambil keputusan dan saya rasa wajar jika ada bebrapa tindakanya yang dikritik. Kritikan itu semata-mata untuk membangun kinerja kerja yang lebih baik dan menuju good government.


ada yang memar, kagum banggaku
malu membelenggu
ada yang mekar, serupa benalu
tak mau temanimu

lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar

ada yang runtuh, tamah ramahmu
beda teraniaya
ada yang tumbuh, iri dengkimu
cinta pergi kemana?

memudakan tuamu
menjelma dan menjadi indonesia

Menjadi indonesia – Efek Rumah Kaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar